Minggu, 06 Maret 2011

"Kuharap ini nyata"

Sempat tak terduga dalam benak pikiranku, sesuatu yang menurutku sangat sukar dipercaya, tanggal 13 juni, tadi malam tepatnya.

Aku bertemu dengan orang-orang yang selama ini Aku ingin lihat, ingin berbagi tawa canda, dan cerita-ceritaku yang kulakukan jauh dari mereka. Saat mereka melihatku, mereka langsung menghampiriku dan seketika itupun air mataku tak terbendung lagi, apakah Aku, seorang anak laki-laki patut menangis, Aku tak tahu, tapi inilah Aku. Hanya dengan sebuah pertemuan yang sesederhana itu mampu membuat hatiku terharu biru.

Sesaat, Aku ingin moment itu berlangsung terus tanpa henti, sejenak Aku berdoa pada Tuhanku, "ya Tuhan, Engkaulah Tuhanku, Engkau yang mempertemukan Aku dengan mereka, Engkau juga yang akan memisahkanku dari mereka, walaupun ini hanya sekejap, Aku tetap bersyukur".

Kulihat pada salah satu wajah temanku, betapa senangnya dia, seorang teman yang sekaligus kuanggap kakakku sendiri, seorang anak laki-laki yang baru kenal denganku "hanya" beberapa bulan, dan kutinggalkan selama satu tahun lebih, teramat senang melihatku "pulang kembali". Dia menangis dan mulai merangkulku. Itu, itu yang membuatku menangis, ingin kuhabiskan air mataku supaya Aku tak mampu menangis. Aku tak sanggup berhenti, tapi menangis pun Aku tak sanggup lagi.

"Tuhaaaan...", aku tak bisa berkata-kata, hanya diam dan merelakkan diriku ia peluk.

Maafkan aku teman.....

Aku, seorang yang tak pantas Kau rindukan, tak pantaslah Kau menangis hanya untuk orang seperti Aku. Aku tak ingin matamu menitikkan air mata sedikitpun karenaku, tapi ia tetap menangis. Aku, seorang yang hina, tak pantas mendapat hangatnya pelukanmu, pelukan yang bisa menghangatkan seseorang dalam dinginnya badai salju, mendinginkan seseorang dalam panasnya gurun yang ada di dunia, tapi ia mengeratkan pelukannya.

Lalu, salah seorang lagi menghampiriku, dia adalah teman yang sering mengejekku, tapi karena ejekannya, dialah orang yang paling dekat denganku, mungkin....
dia menepuk kepalaku dan berteriak,.,.,

"Kholik",.,.,

Senangnya... Ternyata dia juga masih mau menyapa orang sepertiku. Tapi seketika itu juga, semuanya sirna, semua yang ada dihadapanku, temanku yang air matanya jatuh untukku,teman yang baru saja merangkulku untuk melepas kerinduan, dan tepukan seorang teman yang Aku rindukan selama ini, semuanya hilang.

Sirna.

Semuanya sirna, dan tak akan pernah lagi terulang,.,.,
Aku menangis, dalam hati, di dalam inti dari hatiku supaya tak seorangpun mellihatku meneteskan air mata.

Saat itu Aku termenung memikirkan mereka, mereka yang selama ini ingin kutemui, tapi tak ada sedikitpun keberanian yang ada pada diriku untuk menemui mereka. Seketika itu Aku terhentak, batinku mulai menangis.

Kulihat sekelilingku, yang ada hanya ada bantal, guling, dan seorang temanku yang tidur ditempatku.

Aku bertanya dalam hati.

"Di mana semua teman-temanku?"

Saat itu puls terdengar suara langkah kaki menuju kamarku, dan berhenti tepat di depan pintu kamarku.

"Kholik... lik... subuhan, udah pagi"

Suara yang dibuat lirih supaya temanku tak terbangun karena mendengarnya, suara seorang wanita yang sedang melakukan aktivitasnya di pagi hari sebagai seorang istri, dan seorang ibu yang sangat peduli terhadapku.

"Ya, mak..."
Balasku.

Lalu batinku berkata,

"Ya Tuhan, walau pun ini hanya sebuah mimpi, aku berterima kasih karena Engkau mempertemukanku dengan mereka, aku berharap mimpi ini akan menjadi kenyataan".

Aku bangun dari tempatku dan berjalan menjauh dari temanku yang masih terlelap untuk memulai hariku, dan kupikir ini adalah salah satu awal yang paling apik dalam hidupku untuk memulai hariku.